Di
zaman moderen sekarang ini, kebanyakan orang lebih suka mengetik dengan
menggunakan keyboard komputer ketimbang menulis dengan pena dan tangan sendiri.
Padahal, menulis dengan tangan lebih banyak mengasah otak ketimbang mengetik.
Menurut peneliti, membaca dan menulis melibatkan sejumlah indra di tubuh
sehingga mengasah kinerja otak. Proses otak ini ternyata hilang ketika orang
beralih dari pena dan buku menjadi layar komputer dan keyboard.
Saat menulis dengan tangan, gerakan yang terlibat meninggalkan jejak di bagian
otak yang disebut sensorimotor tersebut. Proses ini membantu orang untuk
mengenal huruf.
Peneliti mengatakan, sentuhan dan gerakan mengetik pada keyboard menghasilkan
respons yang berbeda dalam otak, yang berarti tidak memperkuat mekanisme
pembelajaran dengan cara yang sama.
"Karena menulis dengan tangan membutuhkan waktu lebih lama dari mengetik
pada keyboard, maka aspek temporal otak yang terlibat dalam bahasa juga dapat
mempengaruhi proses belajar," jelas Profesor Anne Mangen, ahli dari
Stavanger University, seperti dilansir Dailymail, Selasa (25/1/2011).
Prof Mangen menyebutkan, kondisi ini berkaitan dengan haptic. Istilah 'haptic'
mengacu pada proses menyentuh dan cara orang berkomunikasi dengan sentuhan,
terutama dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk menjelajahi lingkungan.
Penelitian ini dilakukan dengan tes mempelajari abjad, yang dibagi dalam dua
kelompok partisipan. Kelompok pertama diajarkan menulis surat dengan tangan,
sedangkan kelompok lainya dengan menggunakan keyboard.
Pada interval mingguan, kenangan partisipan tentang abjad dicatat. Dan
orang-orang yang mempelajari huruf melalui membaca dan menulis mendapatkan
hasil yang terbaik.
Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Stavanger University di
Norwegia dan neurofisiologi Jean-Luc Velay dari Marseille University. Hasil
temuan ini telah diterbitkan dalam jurnal Haptics.
No comments:
Post a Comment