Monday, October 26, 2015

INGATAN DAN LUPA (PSIKOLOGI PENDIDIKAN)


1.    Ingatan
Menurut Dirgagunarsa (1975) menyatakan bahwa ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering).
Ingatan merupakan suatu proses biologi, yakni informasi yang diberi kode, disimpan serta dipanggil kembali.

2.      Jenis-jenis Ingatan
            Kantowitz, Roediger, dan Elmes (2008:266) dikutip Suryabrata (2012) membagi menjadi dua jenis-jenis memori berdasarkan lama waktu atau jangka waktu dalam mengingat, yaitu:
a.      Ingatan jangka pendek
Ingatan jangka pendek merupakan proses melupakan suatu stimulus secara cepat atau proses mengingat yang dimiliki tidak mampu bertahan lama pada individu, serta penerimaan informasi yang didapatkan begitu lama. Matsumoto (2009:492) dikutip Suryabrata (2012) mendefinisikan ingatan jangka pendek sebagai sebuah sistem penyimpanan informasi dengan kapasitas terbatas yang dapat digunakan pada tugas yang membutuhkan waktu yang sangat singkat. Sesuatu yang telah disimpan di dalam memori harus diulang kembali seperti mengulangi nomor telepon yang dipanggil.
b.      Ingatan jangka panjang
Ingatan jangka panjang merupakan proses mengingat stimulus yang diberikan dan mampu bertahan lama hingga beberapa waktu tertentu. Matsumoto (2009:290) dikutip Suryabrata (2012) menyatakan bahwa ingatan jangka panjang merupakan sebuah pusat informasi dalam pikiran yang terbatas, terdiri dari sebagian informasi memori jangka pendek yang telah dipindahkan untuk penyimpanan permanen. Moores (Woodman & Chun, 2006:822) dikutip Suryabrata (2012) berdasarkan penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa ingatan jangka panjang cenderung ekologis dan penting dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki manfaat yang tidak diragukan mengenai pengetahuan individu.

3.    Faktor yang Mempengaruhi Ingatan
Mengingat merupakan proses mental yang melibatkan banyak komponen dalam diri kita. Mulai dari (1) menerima informasi yang akan kita ingat melalui panca indera kita, kemudian (2) disimpan dalam otak kita yang melibatkan kerja otak dalam mengolah dan menyimpan informasi, serta (3) memanggil atau memunculkan kembali informasi yang telah disimpan.
Jika kita mudah lupa dalam mengingat sesuatu, maka kita harus dapat mengenali dimanakah kelemahan kita dalam mengingat. Untuk itu maka kita perlu mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pada proses mengingat itu, baik ketika informasi itu datang, maupun ketika informasi itu disimpan.
Menganggap suatu informasi itu penting atau tidak penting merupakan       alasan paling umum mengapa informasi dilupakan. Kita hanya mengingat hal-hal yang menarik minat kita saja. Jika informasi itu tidak dianggap penting maka informasi itu tidak akan disimpan di dalam ingatan jangka panjang.
Faktor lain yang mempengaruhi ingatan adalah adanya gangguan – suatu rangsangan lain muncul bersamaan dengan tahap pemrosesan ingatan, jika gangguan terjadi, upaya untuk kembali menampilkan ingatan akan menjadi gagal. Misalnya anda mengingat nomor telepon yang tidak pernah diketahui sebelumnya, ucapkan nomor tersebut beberapa kali sebelum disimpan dalam ingatan jangka pendek, kemudian mengobrollah sebentar dengan seseorang. Apakah Anda masih ingat dengan nomor telepon tadi setelah percakapan selesai? kemungkinan besar anda akan sulit untuk mengingatnya kembali.
Faktor lain yang mempengaruhi ingatan kita adalah kondisi psikologis kita. Kinerja ingatan kita akan mencapai puncak jika berada dalam tingkatan stress yang memadai. Namun, kinerja tersebut akan menurun jika stress menjadi berlebihan atau kronis. Salah satu aspek penting dalam mengingat sesuatu adalah perhatian dan fokus. Cobalah bayangkan bagaimana konsentrasi anda ketika merasa cemas. Dalam keadaan seperti itu kemungkinan besar Anda akan membuat kesalahan, melupakan sesuatu, atau merasa bingung.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi ingatan kita adalah faktor fisik atau kesehatan kita. Beberapa penyakit memang mempengaruhi ingatan kita seperti Alzheimer (lupa pada hal-hal yang baru tetapi ingat pada hal-hal yang lama), amnesia, dan lain sebagainya. Selain itu kesehatan fisik kita juga mempengaruhi kemampuan kita dalam mengingat. Untuk itu asupan makanan yang bergizi menjadi penting dalam menjaga tubuh selalu dalam kesehatan  yang prima sehingga proses mengingat dapat dilakukan dengan baik.
Jika sudah memperhatikan sebuah nama, atau informasi kemudian anda menyimpannya untuk masa depan. Saat menempatkan data di bank ingatan Anda untuk disimpan, Anda tidak bisa melemparkannya masuk begitu saja seolah otak anda adalah Taman Mini Indonesia Indah. Bayangkan rasanya mencoba menemukan nomor telepon dokter yang anda tulis di atas selembar kertas dan dilempar ke dalam hutan belantara yang sangat luas! kita memerlukan patokan atau pedoman untuk membantu kita menyimpan semua informasi yang kita perhatikan.
Kerapihan dalam menyimpan berbagai informasi menjadi kunci apakah informasi itu tersimpan baik atau tidak. Untuk   menyimpan informasi dengan baik, kita dapat menggunakan metode mnemonik atau (metode mengingat) yang akan Anda dapati pada bagian lain dari tulisan ini.

4.    Pengertian Lupa
Lupa merupakan suatu proses fenomena psikologis yang terjadi di dalam kehidupan mental suatu individu (Djamarah, 2008:207). Lupa pada ranah kognitif umumnya berlawanan dengan mengingat, pesan yang dilupakan belum berarti hilang dari ingatan. Kadangkala peserta didik memerlukan waktu untuk  membangkitkan kembali pesan yang terlupakan, dengan berbagai pancingan dalam waktu tertentu pesan terlupakan dapat diingat kembali (Dimyati dan Mudjiono,2009).

5.    Faktor Penyebab Lupa
Menurut Purwanto dikutip Djamarah (2008:209) mengemukakan faktor-faktor penyebab terjadinya lupa, yaitu: (1) Segala sesuatu yang terjadi karena memori tidak pernah difungsikan lagi, dalam artian tidak pernah dilatih atau tidak memiliki usaha untuk mengingat suatu fenomena; (2) Lupa disebabkan oleh hambatan-hamabatan yang terjadi karena gejalan-gelaja jiwa yang lain; (3) Lupa disebabkan oleh represi atau tekanan mengenai tanggapan-tanggapan atau keadaan jiwa individu.
Menurut Muhibbin (1999) dikutip Djamarah (2008) menyatakan bahwa  faktor–faktor penyebab lupa di antaranya adalah :
a.      Lupa karena perubahan situasi lingkungan
Lupa dapat terjadi pada peserta didik karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar di sekolah dengan waktu mengingat kembali di luar sekolah. Jika peserta didik hanya mengenal hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang ada di sekolah, maka kemungkinan peserta didik akan lupa menyebut nama hewan-hewan ketika melihatnya.
b.  Lupa karena perubahan sikap dan minat
Lupa dapat terjadi pada peserta didik karena perubahan sikap dan minat terhadap situasi belajar tertentu. Meskipun peserta didik telah mengikuti pembelajaran dengan tekun, tetapi karena sikap dan minat peserta didik menjadi sebaliknya (seperti ketidaksenangan kepada guru yang memarahinya dengan kasar), maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.
c.       Lupa karena perubahan urat saraf otak
Peserta didik yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, atau gegar otak akan kehilangan ingtan atau informasi berupa kesan-kesan yang ada dalam memori otaknya.
d.      Lupa karena kerusakan informasi sebelum masuk ke memori
Penemuan baru menyimpulkan bahwa lupa dapat dialami seorang peserta didik bila informasi yang diserap rusak sebelum masuk ke memori otak. Informasi yang rusak itu tidak hilang dan tetap diproses oleh sistem memori otak peserta didik, tetapi terlalu lemah untuk diingat kembali.

6.    Kiat Mengurangi Lupa
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa dengan cara meningkatkan daya ingat peserta didik  diantaranya menurut Barlow (1985), Reber (1998), dan Anderson (1990) dikutip Muhibbin Syah (1999:156) :
a.      Overlearning
Overlearning (belajar lebih) merupakan upaya belajar yang melebihi bata penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu.
b.  Extra Study Time
Extra study time (tambahan waktu belajar) merupakan upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar.
c.  Mnemonic Device
Mnemonic device merupakan kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan informasi-informasi ke dalam sistem ingatan peserta didik. Mnemonic ini banyak ragamnya, salah satunya singkatan yaitu terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat peserta didik.
d.      Pengelompokkan
Pengelompokkan adalah menata ulang setiap materi menjadi kelompok –kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa materi tersebut memiliki siginifikan dan lafal yang sama atau sangat mirip.
e.   Latihan Terbagi
Peserta didik melakukan latihan-latihan dengan alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan di antara waktu-waktu istirahat. Upaya ini dilakukan untuk menghindari belajar banyak materi secara tergesa-gesa dalam waktu singkat

No comments:

Post a Comment